26 Februari 2008

basabatu

adalah bahasa bebatuan
yang Ia tuliskan pada lembar-lembar kegelisahan
ketika malam yang gerimis menyelinap pelan
ke dadanya yang rawan
dan berputar ke dalam pusar

maka ketika itu Ia temukan uban mulai meruang di rambutnya
dan gerimis yang mengalir di luar mengingatkannya pada laut;
ujung paling awal kakinya mulai berjalan

pelan-pelan Ia selipkan keinginan paling garam
hanyut dalam sungai menuju laut
tapi sungguh Ia telah kehilangan ingatan akan sungai

di jalan Ia dapati gerimis menjadi danau
pasir dan lumpur mengendap menjabat batu
maka lekatlah Ia pada batu
pada keresahan yang membeku

pada laut; ujung paling awal rindunya bertaut

15 Februari 2008

Pelajaran Seks di XL


Ketika melihat judulnya, mungkin sebagian orang masih bertanya-tanya cerita apa yang akan ditampilkan dalam film Extra Large. Pertanyaan-pertanyaan itu akan segera terjawab ketika melihat tagline yang digunakan; antara aku, kau dan mak Erot. Ya, tentu saja semua orang tahu apa yang dilakukan Mak Erot.
Cerita berawal ketika Deni harus menikah dengan Nicky. Keduanya belum saling mengenal, bahkan belum pernah bertemu. Siang itu mereka janjian ketemu di sebuah kafe. “Saya pake baju putih”kata Nicky di SMS. Seorang perempuan datang. Deni keringetan. Perempuan gendut itu pakai baju puith. Dia berjalan ke arahnya. Ah, ternyata lewat.
Tak lama datang lagi seorang perempuan berjalan ke arahnya dan memperkenalkan diri. Deni gugup. Dia berhadapan dengan perempuan cantik yang akan dinikahinya. Tapi ternyata pernikahannya hanya main-main. Nicky hamil. Dia butuh lelaki yang akan menjadi suami dan ayah dari anaknya. Ini penting karena ayah Nicky mencalonkan diri menjadi Gubernur.

Tentu akan berpengaruh pada nama baik, dan perolehan suara tentu saja, calon Gubernur jika anaknya hamil di luar nikah. Maka Deni disewa menjadi suaminya. Tapi Nicky pun tak menyangkal kemungkinan mereka saling jatuh cinta.
“ kamu harus memenuhi kebutuhanku. Kapanpun, dimanapun, posisi apapun” ucap Nicky mengajukan syarat. Sebenarnya Deni berada di pihak yang menguntungkan. Dia cair atas bawah depan belakang. Kantong banjir, yang lain pun basah. Heu. Nicky tergila-gila seks.
“ Masalahnya apa?’ ucap Stevan, teman Deni. Dia memang terlihat yang paling gregetan sejak melihat Nicky. “ Wah tuhan gak adil” katanya setelah tahu Nicky yang akan dinikahi Deni. Apalagi tahu Nicky, gila seks, Stevan jadi mirip orang kebelet. Tapi kenapa Deni malah bingung? Malah stres?
Gugup sekali Deni menceritakan masalahnya. “ anu,, anu.. “ katanya. Stevan dan Johan mengerti. Mereka memaksa Deni membuka celananya. “ Ya ampun,,”
Stevan dan Johan menyemangati Deni. Mereka bertaruh 1 milyar apakah Deni berhasil memuaskan Nicky atau tidak. Johan yang bertaruh Deni akan berhasil, menyiapkan “pembangunan infrastruktur”. Mereka pergi ke Mak Erot, lalu menyewa seorang perempuan untuk melatih dan mempersiapkan kekuatan pada malam pengantin.
Tak tanggung-tanggung, Johan membayar Intan, perempuan itu, selama sebulan. Kemudian dia tinggal bersama Deni.
Dibalik kekocakan adegan dan dialog yang bikin penonton tertawa, waktu saya nonton, ada pesan yang sangat bagus dari film ini. ....memberikan semangat perlawanan untuk melawan tradisi. Mungkin karena perhatian teralih pada kekonyolan Deni dan kawan-kawan, film ini tak bermasalah.
Paling tidak ada dua hal yang saya anggap berarti. Pertama, film ini membalik posisi perempuan yang selalu minder terhadap bagian tubuhnya- terutama alat kelamin.
Beberapa hari yang lalu, ketika membuka-buka koran, pada rubrik seks, saya temukan seorang perempuan yang bercerita bahwa bagian vaginanya- saya lupa dia menyebutnya apa- berubah menjadi seperti jengger ayam. Ada juga yang cerita vaginanya basah.
Kedua perempuan itu menanyakan penyebab dan mencari solusi masalah mereka. Mereka takut ketika menikah suaminya akan kecewa. Unik, sekaligus ironi-nya, pak dokter yang mengasuh rubrik itu menjawab bahwa tak ada masalah dengan itu. Suami,kata dokter, tak akan bermasalah juga jika cinta.
Film Extra Large ini bisa jadi sebuah counter hegemony atas para lelaki, atas paham patriarki. Saya lebih senang menyebutnya “semangat perlawanan” dari perempuan. Film ini malah memposisikan Deni- yang lelaki tulen-sebagai perempuan di rubrik seks yang saya ceritakan tadi.
Deni malah merasa minder karena ukuran penisnya yang kurang maksimal sedangkan Nicky menjadi perempuan yang “ dikit-dikit gatel”.
Ketika Intan mengajak Deni “berlatih”, dengan gugup Deni bertanya apakah Intan akan kecewa melihat ukuran penisnya yang tidak menjanjikan.
Saya sih belum nikah, dan belum pernah melakukan senggama- terserah mau dianggap berkah atau musibah. Tapi, yang bisa saya simpulkan setelah menonton film ini, dan kenyataan banyaknya perempuan yang minder dengan kondisi vagina atau bagian tubuhnya yang lain, satu hal yang menjadi kunci adalah kepercayaan diri.
Mungkin memang banyak lelaki yang memperlakukan perempuan sebagai “toilet”. Perempuan tentu saja tak bisa berbuat apa-apa. Cuma diam, itu saja.
Ketika dua minggu telah lewat begitu saja tanpa bekerja sebagaimana dia dibayar, Intan akhirnya sadar-dan ini yang membuat dia simpati. “ Kamu ingin melakukannya tanpa memaksa” ucapnya pada Deni. Dan inilah hal kedua yang bagi saya berarti dalam film Extra Large.
Selanjutnya saya tidak bisa berkomentar banyak tapi yang saya catat; tentu saja hal yang sangat penting dan mendasar, seperti kata pak Dokter, adalah Cinta.
Oya, karena film ini menyinggung tentang Mak Erot, saya jadi ingat rumah. Rumah saya di Pelabuhanratu. Kalau anda pernah baca kumpulan cerpen Seno yang Sepotong Senja Untuk Pacarku, tempat ini digambarkan sebagai tempat dimana sepanjang hari adalah senja.
Dan disana memang gudangnya Mak Erot. Dari pelabuhanratu, paling Cuma 10 menit ke Cisolok, tempat Mak Erot. Tapi, sebagaimana saya sebut, di sana memang gudangnya Mak Erot. Artinya banyak sekali Mak Erot.
Pihak kepolisian sampai memasang spanduk berisi himbauan agar berhati-hati jangan sampai tertipu Mak Erot palsu. Saya kurang tahu yang disebut penipuan itu apakah Mak Erot palsu itu tak memiliki kemampuan seperti Mak Erot asli, atau dia mampu tapi dianggap menipu karena bukan Mak Erot asli.
Tapi saya tahu kalau ada orang asing turun dari bis di perempatan Jalan Cagak atau terminal, atau ada mobil pribadi yang “mencurigakan”, penduduk, terutama para tukang ojek akan berteriak sambil mengacungkan jarinya “ Mak Erot, Mak Erot”
Para tukang Ojek itu dijamin akan mengantar anda ke tempat Mak Erot. Tapi jangan kaget kalau anda diantar ke “Mak Erot palsu”. Mak Erot memang sudah meninggal, tapi murid dan keturunannya yang meneruskan, dan mereka memiliki lisensi menggunakan Mak Erot. Kaya Franchise aja yak. Heu.
Tukang ojek akan mengantar anda pada “Mak Erot palsu” karena alasan profit. Menurut mereka, bagi hasil dengan “Mak Erot palsu” lebih menjanjikan dari pada yang asli. Belum lagi bayaran dari yang diantar.
Untuk masalah metode pengobatan, saya tak tahu. Waktu sekolah dulu, teman-teman saya cerita kita akan disodori mentimun, terong dan yang lainnya untuk kita pilih bentuk dan ukuran yang diinginkan. Tapi tentu saja tak disodori batang pohon kelapa. Kalau ada apa ada yang mau milih ya? Heu.
Tapi saya tak pernah membuktikannya. Jadi saya tak tahu bagaimana cara Mak Erot mengobati pasiennya. Dan saya tak pernah kesana- terserah dianggap berkah atau musibah- karena menganggapnya sebagai semacam klinik. Tentu saja saya tak perlu kesana karena saya tak sakit, benar kan?