bulan matahari
langit bumi
perempuan laki
kok ada banci?
siang malam
muda tua
putih hitam
kok muncul abu?
26 Juli 2007
24 Juli 2007
tapi
tapi aku tak akan menyerah pada bau hujan
kiriman tanah yang tak lagi basah
cuma duduk menanti bangkai sungai mengirimkan
reranting payah ke pemakaman
menanti awan basah menyerahkan rintiknya yang ragu
lalu pasrah pada gagap harap daun akan embun
yang entah kapan pernah singgah
tapi tak akan kubiarkan ingatan menyatakan
keindahan pada kegelapan
jatuh pada telikung waktu yang menakung
dan kupilih redup lilin yang meski
tapi….
kiriman tanah yang tak lagi basah
cuma duduk menanti bangkai sungai mengirimkan
reranting payah ke pemakaman
menanti awan basah menyerahkan rintiknya yang ragu
lalu pasrah pada gagap harap daun akan embun
yang entah kapan pernah singgah
tapi tak akan kubiarkan ingatan menyatakan
keindahan pada kegelapan
jatuh pada telikung waktu yang menakung
dan kupilih redup lilin yang meski
tapi….
23 Juli 2007
22 Juli 2007
curriculum vitae
menyambut hidup dengan menangis
lalu mati diantar tangis.
;astaga, hidup ternyata untuk menangis!
lalu mati diantar tangis.
;astaga, hidup ternyata untuk menangis!
19 Juli 2007
embun
sempat terlihat gerak ragu embun di daun
sebelum hilang pada terang
kenapa basahnya tak menyentuh siang?
sebelum hilang pada terang
kenapa basahnya tak menyentuh siang?
14 Juli 2007
pulang
adalah saat punguti tutup yang luput dari pulut
ujung lengkung waktu yang murung
enatah yang berakhir di rumah
; pada siapa segala menyerah
menjadikannya sempurna atau membiarkannya hina
ujung lengkung waktu yang murung
enatah yang berakhir di rumah
; pada siapa segala menyerah
menjadikannya sempurna atau membiarkannya hina
pulang
adalah saat punguti tutup yang luput dari pulut
ujung lengkung waktu yang murung
enatah yang berakhir di rumah
; pada siapa segala menyerah
menjadikannya sempurna atau membiarkannya hina
ujung lengkung waktu yang murung
enatah yang berakhir di rumah
; pada siapa segala menyerah
menjadikannya sempurna atau membiarkannya hina
12 Juli 2007
tepi
disinilah kita menepi
di sebuah batu di bawah pohon tak bernama
melempar pancing dengan cacingcacing
di sebuah batu di bawah pohon tak bernama
melempar pancing dengan cacingcacing
daun
daun yang jatuh perlahan
menyimpan kebekuan
mengabaikan deru desing matahari
ditulangnya kulihat kau menarik-narik wajahku
menyimpan kebekuan
mengabaikan deru desing matahari
ditulangnya kulihat kau menarik-narik wajahku
tepi
disinilah kita menepi
di sebuah batu di bawah pohon tak bernama
melempar pancing dengan cacingcacing
120707
di sebuah batu di bawah pohon tak bernama
melempar pancing dengan cacingcacing
120707
daun
daun yang jatuh perlahan
menyimpan kebekuan
mengabaikan deru desing matahari
ditulangnya kulihat kau menarik-narik wajahku
menyimpan kebekuan
mengabaikan deru desing matahari
ditulangnya kulihat kau menarik-narik wajahku
01 Juli 2007
cerita berita
ada ceruk yang tibatiba
pada pagi yang meneteskan air dalam goa
menggema
raba cuma menepi ke udara
maka rencanarencana kurang darah
jogja jakarta dirawat inap
dan waktu berubah menjadi rumah sakit malam hari.
pada pagi yang meneteskan air dalam goa
menggema
raba cuma menepi ke udara
maka rencanarencana kurang darah
jogja jakarta dirawat inap
dan waktu berubah menjadi rumah sakit malam hari.
cerita berita
ada ceruk yang tibatiba
pada pagi yang meneteskan air dalam goa
menggema
raba cuma menepi ke udara
maka rencanarencana kurang darah
jogja jakarta dirawat inap
dan waktu berubah menjadi rumah sakit malam hari.
puisi diatas diterbitkan dalam antologi puisi “ Puisi Absolut”, Gerilya Peradaban 2007 dengan judul cerita pagi berita
pada pagi yang meneteskan air dalam goa
menggema
raba cuma menepi ke udara
maka rencanarencana kurang darah
jogja jakarta dirawat inap
dan waktu berubah menjadi rumah sakit malam hari.
puisi diatas diterbitkan dalam antologi puisi “ Puisi Absolut”, Gerilya Peradaban 2007 dengan judul cerita pagi berita
Langganan:
Postingan (Atom)