ah, ternyata kita sama punya cerita membiarkan udara membaca dan menyimpannya. tak usah bicara karena kata-kata tak akan sanggup menyampaikan rahasia. biar tersimpan di kebun yang ranum hingga mekar sebagai bunga
dibawah lampu merkuri kita terus berdiskusi menetapkan apa yang akan menjadi. gelas-piring sisa makan malam di kucingan menyisakan sendok dingin dan sedotan bolong. lalu kita berpindah ke warung lain di jalan lian. kembali membincangkan mata yang masih terjaga. dan pada detik yang berdetak di ketika kita beranjak dan berucap; mari menuai mimpi!