17 April 2006

matahari hijau tua

Hatimu hinggap di ujung Laventar
lalu jatuh di pelukanku
dan tersedu

Di mataku kau mewarnai matahari
dengan spidol hijau tua
dan kudengar jeritmu
dari televisi yang tak henti
menyemburkan darah,
bangkai bintang dan rembulan

di luar sebagian orang berpesta
merayakan kematian tuhan
dan segera iklan-iklan bertebaran;
lowongan pekerjaan; butuh tuhan
pendidikan dan pengalaman tak diutamakan

kenapa tak melamar? tanya tetanggamu
kau kan pengangguran